Liburan di Rumah dengan Wisata Virtual?

Berlibur di tengah pandemi senantiasa mampu dinikmati tanpa wajib meninggalkan tempat tinggal bersama dengan wisata virtual Selain menyingkirkan stres dan menghentikan rutinitas, cara berlibur ini mampu menghemat banyak biaya dan tak wajib repot-repot memesan kamar penginapan.

Wisata virtual atau layanan virtual tour merupakan rekreasi yang dilaksanakan tidak secara langsung atau melalui perantara. Perantara di sini mampu berwujud gawai seperti ponsel, televisi, pc dan jaringan Internet.

Rekreasi ini memungkinkan seseorang berkeliling lokasi wisata tanpa wajib penat berjalan kaki atau menggendong tas carrier yang berat. Wisata virtual beri tambahan rasa baru menikmati keindahan alam, gedung, barang seni tanpa wajib terlihat rumah.

“Selain berfungsi untuk menunjang penduduk mengatasi rasa bosan, layanan ini juga menunjang biro pariwisata sehingga usahanya senantiasa berjalan selama kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar belum dicabut.

Wisata virtual tersedia yang tersedia secara gratis namun tak sedikit pula yang berbayar. Sejumlah layanan yang tersedia gratis andaikan mampu mendatangi kawasan menggukan fitur Google Street View. Masyarakat juga juga mampu mengakses Google Art & Culture untuk mendatangi musuem secara virtual.

Google juga sediakan fitur menikmati lanskap kota atau suatu lokasi bersama dengan angle bird’s eye pakai layanan Google Earth View. Namun, pengalaman Solopos.com, untuk menikmati layanan ini bersama dengan mulus membutuhkan spesifikasi gawai yang tinggi untuk menjauhkan lag atau freeze pada layar gawai.

Di sana, pengunjung senantiasa mampu menikmati kondisi kawasan atau bangunan bersama dengan fitur kamera 360 derajat. Penyedia juga beri tambahan penjelasan baik teks maupun audio yang beri tambahan sensasi berkeliling bersama dengan tour guide.

Wisata virtual dinilai jadi tidak benar satu cara memperpanjang napas pengelola pariwisata di tengah pandemi Covid-19. Masyarakat senantiasa mampu menikmati keseruan yang sama berwisata tanpa wajib laksanakan perjalanan secara langsung.

“Peran pemda untuk sediakan Info kepada penduduk terlalu perlu sekali, dan bersama dengan adanya virtual tour, maka setelah pandemi Covid-19 berakhir, wisatawan akan mampu langsung berkunjung ke area wisata.

COO dan Co-Founder Atourin Reza Permadi mengatakan wisata virtual jadi solusi untuk menunjang para pemandu wisata yang menganggur akibat pandemi. Wisata virtual juga bukan merupakan substitusi dari wisata konvensional. Namun, layanan ini jadi penyedia Info bagi calon wisatawan sebelum saat mendatangi destinasi wisata idamannya di lantas hari.

“Untuk tiap-tiap kegiatan virtual tour, kami mendorong wisatawan untuk mampu langsung berkunjung aktual ke sana bersama dengan menghubungi pemandunya,” kata Reza.

Teknologi ini mampu membuat perubahan cara orang bepergian di jaman depan dikala semua orang terlalu berlibur mendatangi lokasi wisata.

“Ini adalah pengalaman alternatif yang mampu dinikmati oleh mereka yang tidak miliki anggaran untuk belanja perjalanan yang memang dan untuk sementara, pariwisata virtual sediakan pengganti yang layak untuk perjalanan yang sebenarnya.

The Conversation memberitakan wisata virtual idealnya tak cuma mempromosikan destinasi wisata namun juga kerajinan area setempat. Seperti yang dilaksanakan pada Geotourism Festival, Juli lalu yang sukses menarik 200 pengunjung dan belanja didalam pameran stan virtual untuk usaha lokal.

“Agen perjalanan mampu menunjuk lebih dari satu area yang miliki toko online atau pasar online untuk belanja oleh-oleh lokal terkenal dari suatu tujuan dan mempromosikannya secara virtual kepada pengunjung.