Ulasan penulis tentang karakter para penerjemah yang bekerja di perusahaan jasa penerjemah maupun bekerja sendiri sebagai freelancer bersumber dari buku yang judul-nya penulis senidiri agak lupa, yang jelas materi dalam buku tersebut sangat mungkin berdasarkan temuan-temuan penelitian atau analisis yang berdasarkan dugaan-dugaan semata. Namun setelah penulis amati memang sangat bermanfaat bagi para pemerhati bahasa dan calon penerjemah atau penerjemah pemula dan bahkan penerjemah tersumpah atau resmi.
Tak hanya berhenti disitu, gagasan yang tertuang dalam buku tersebut juga sangat bermanfaat bagi penerjemah yang akan mendirikan lembaga sendiri, lembaga jasa penerjemah tersumpah yang dikelola secara profesional.
Karakter yang berikutnya adalah penerjemah yang terbiasa dengan gaya bekerja konseptual. Penerjemah konseptual atau Penerjemah abstrak paling hebat dalam mengolah informasi yang memiliki tingkat generalitas tinggi dan jauh dari selingan pengalaman praktis. Mereka lebih suka berbicara dan berpikir daripada bertindak. Mereka lebih senang menghasilkan sistem yang luwes dan terperinci, yang sedikit sekali memiliki kemiripan dengan kompleksitas dunia nyata.
Penerjemah dan juru bahasa konseptual atau abstrak cepat hilang sabar dengan pekerjaan menerjemah praktis yang baik lisan maupun tulis. Universitas lebih disukai karena di tempat ini mereka bisa mengajar para penerjemah (atau mahasiswa bahasa dan sastra bila program pelatihan penerjemah tidak umum) dan menulis teori tentang penerjemahan. Karya teoritis mereka cenderung banyak sekali berpijak pada tradisi intelektual (khususnya romantisisme Jerman dan poststrukturalisme Prancis) daripada perubahan-perubahan dalam pengalaman menerjemahkan.
Hasil karya teoritis mereka seringkali karya detail dan sangat produktif untuk pemikiran yang inovatif, namun sulit untuk diterapkan pada dunia kerja.
Penerjemah konkret lebih senang mengolah informasi dengan menanganinya senyata mungkin. Mereka curiga dengan teori-teori, model-model abstrak, dan konseptuali sasi, yaitu semua ilmu pengetahuan akademis yang bia sanya terlampau jauh menyimpang dari pemahaman me reka tentang realitas langsung pengalaman praktis.
Penerjemah dan juru bahasa konkret biasanya memusuhi atau mewaspadai pelatihan penerjemah. Mereka lebih suka belajar menerjemah sendiri dengan terjun lang sung melakukannya. Ketidaksabaran dan kemuakan mereka terhadap model-model teoritis dan pendekatan yang tidak secara langsung membantu agar dapat lebih baik menerjemah atau menafsirkan karangan-karangan spesifik, diungkapkan secara blak-blakan di dalam program program pelatihan penerjemah.
Apabila menjadi teoretikus, penerjemah dan juru bahasa konkret cenderung menyukai ilmu linguistik kontrastif, baik yang menggam barkan pola pemindahan di antara bahasa-bahasa tertentu atau memberitahu pembaca cara yang benar untuk menerjemahkan sejumlah kategori linguistik umum, seperti judul, modifier kalimat, dan kalimat tanya dengan disertai banyak contoh.
Dalam interaksi apa pun, respons Anda terhadap informasi yang Anda terima dan Anda olah akan menjadi tindakan yang Anda ambil. Para pakar teori gaya-belajar seperti Pakar ilmu pendidikan menyatakan, tindakan tersebut difilter dengan pertimbangan seperti perilaku orang lain, kesesuaian dengan peraturan, dan waktu. memberikan enam tipe filter respons: rujukan eksternal dan internal, sama dan tidak sama, im pulsif-eksperimental dan analitis-reflektif.
Berpikir konseptual konkret membawa anda menjadi profesioanl yang mengerti teori sekaligus bisa mepraktikannya. Penegelola jasa penerjemah tersumpah biasanya tidak begitu memperhatikan soal kosep, dimana mereka berangkat dari sana, pengelola lebih sering berpikir konkret apalagi soal materi terjemahan yang terkadang agak tergesa gesa dalam memilih terminologi.